Pria dan wanita memiliki jenis hormon seks yang berbeda. Pada pria,
hormon seks yang lebih mendominasi adalah hormon testoteron, sedangkan
pada wanita yang mendominasi adalah estrogen. Sebuah penelitian
menemukan bahwa risiko kematian jantung mendadak berkaitan dengan kadar
kedua hormon ini.
Kematian jantung mendadak dapat terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Kondisi tersebut juga dikenal dengan istilah serangan jantung mendadak. Diperkirakan lebih dari 350.000 orang di Amerika Serikat meninggal dunia karena serangan jantung mendadak setiap tahun.
Dalam pertemuan tahunan Heart Rhythm Society di Denver, AS, peneliti mengungkapkan bahwa tingginya kadar hormon estrogen berkaitan dengan peningkatan risiko kematian jantung mendadak pada pria maupun wanita.
"Temuan ini dapat membantu mengidentifikasi pasien yang beresiko terkena serangan jantung mendadak dan kematian," kata peneliti, dr Sumeet Chugh yang menjabat sebagai direktur Heart Rhythm Center di Cedars Sinai Heart Institute di Los Angeles seperti dilansir WebMD, Selasa (14/5/2013).
Peneliti mengkaji data dari warga Oregon, AS yang meninggal karena serangan jantung mendadak atau yang mengidap penyakit arteri koroner. Plasma darah pasien yang diambil saat kematian dan selama mengunjungi dokter diperiksa. Hasilnya menunjukkan bahwa semua pasien memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dalam proporsi yang sama.
Perbedaannya, pada kelompok pria yang meninggal akibat serangan jantung mendadak, kadar testosteronnya jauh lebih rendah dibandingkan kelompok pria dengan penyakit arteri koroner. Sedangkan pada wanita, kadar testoteronnya justru sedikit lebih tinggi pada kelompok yang meninggal karena serangan jantung.
Para peneliti juga menemukan bahwa pasien yang meninggal karena serangan jantung mendadak memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Pada kelompok ini, perbandingan kadar estrogen dengan testosteronnya juga lebih rendah, baik pada kelompok pria maupun wanita.
Walau demikian. peneliti menegaskan bahwa temuan ini tidak membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara tingkat estrogen yang tinggi dengan kematian jantung mendadak.
Hormon estrogen terdapat dalam tubuh pria maupun wanita, namun kandungannya jauh lebih tinggi pada wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan munculnya tanda-tanda seks sekunder pada wanita seperti payudara dan juga terlibat dalam penebalan endometrium serta pengaturan siklus haid.
Sumber : detikHealt
Kematian jantung mendadak dapat terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Kondisi tersebut juga dikenal dengan istilah serangan jantung mendadak. Diperkirakan lebih dari 350.000 orang di Amerika Serikat meninggal dunia karena serangan jantung mendadak setiap tahun.
Dalam pertemuan tahunan Heart Rhythm Society di Denver, AS, peneliti mengungkapkan bahwa tingginya kadar hormon estrogen berkaitan dengan peningkatan risiko kematian jantung mendadak pada pria maupun wanita.
"Temuan ini dapat membantu mengidentifikasi pasien yang beresiko terkena serangan jantung mendadak dan kematian," kata peneliti, dr Sumeet Chugh yang menjabat sebagai direktur Heart Rhythm Center di Cedars Sinai Heart Institute di Los Angeles seperti dilansir WebMD, Selasa (14/5/2013).
Peneliti mengkaji data dari warga Oregon, AS yang meninggal karena serangan jantung mendadak atau yang mengidap penyakit arteri koroner. Plasma darah pasien yang diambil saat kematian dan selama mengunjungi dokter diperiksa. Hasilnya menunjukkan bahwa semua pasien memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dalam proporsi yang sama.
Perbedaannya, pada kelompok pria yang meninggal akibat serangan jantung mendadak, kadar testosteronnya jauh lebih rendah dibandingkan kelompok pria dengan penyakit arteri koroner. Sedangkan pada wanita, kadar testoteronnya justru sedikit lebih tinggi pada kelompok yang meninggal karena serangan jantung.
Para peneliti juga menemukan bahwa pasien yang meninggal karena serangan jantung mendadak memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Pada kelompok ini, perbandingan kadar estrogen dengan testosteronnya juga lebih rendah, baik pada kelompok pria maupun wanita.
Walau demikian. peneliti menegaskan bahwa temuan ini tidak membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara tingkat estrogen yang tinggi dengan kematian jantung mendadak.
Hormon estrogen terdapat dalam tubuh pria maupun wanita, namun kandungannya jauh lebih tinggi pada wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan munculnya tanda-tanda seks sekunder pada wanita seperti payudara dan juga terlibat dalam penebalan endometrium serta pengaturan siklus haid.
Sumber : detikHealt
No comments:
Post a Comment
Anda punya pendapat, silahkan berkomentar